GEOPARK KARANGSAMBUNG-KARANGBOLONG
Sebuah Catatan Kecil Geopark Karangsambung-Karangbolong
GEOPARK
KARANGSAMBUNG-KARANGBOLONG
SARANA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENINGKATAN PRODUK UMKM KEBUMEN
Kabupaten Kebumen memiliki Luas Wilayah 1.281,11 km2
atau128.111.50 hektar, dengan kondisi wilayah berupa daerah pantai dan
pegunungan dan sebagian besar merupakan dataran rendah. Visi Pembangunan
Kabupaten Kebumen tahun 2005-2025 adalah “Kebumen Yang Mandiri dan Sejahtera
Berbasis Agrobisnis”. Untuk mewujudkan visi Pembangunan Kabupaten Kebumen
ditempuh melalui 5 Misi Pembangunan Kabupaten Kebumen yaitu (1).MeningkatkanKualitas Sumber Daya Manusia,
(2).Mengurangi Tingkat Kemiskinan Penduduk, (3).Meningkatkan kualitas dan
Kuantitas Infrastruktur Pelayanan Dasar di Wilayah Strategis, (4).Mengembangkan
Agrobisnis serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk mewujudkan Ekonomi
Kerakyatan, dan (5).Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan yang
Baik (Good Governance) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di
Semua Elemen Kemasyarakatan.
Salah satu fokus misi ke-4 yaitu mengembangkan UMKM
mewujudkan ekonomi kerakyatan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
salah satu bagian penting bagi perekonomian suatu bangsa, termasuk di kabupaten
Kebumen. Bisa kita lihat bahwa UMKM berperan besar terhadap peningkatan jumlah
lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi daerah dan juga
sebagai penunjang peningkatan produk bahkan untuk ekspor.
Idealnya sebuah unit UMKM dapat berkembang, karena didukung dengan mudahnya akses permodalan, dan pemasaran sehingga mampu bersaing dalam usaha. Selain itu juga karena mudahnya untuk mendapatkan bahan baku untuk produksi, ditunjang dengan pengetahuan dan pemahaman terkait teknis produksi dan keahlian, keterampilan manajerial, pemahaman manajemen keuangan, dan iklim usaha yang kondusif terkait dengan perizinan, aturan/perundangan. Hal tersebut belum sepenuhnya dapat terwujud UMKM di kabupaten Kebumen. Hasil ini dapat dilihat dari hasil Sensus Ekonomi (SE) tahun 2016 yang merupakan langkah awal untuk memetakan kekuatan perekonomian Kabupaten Kebumen secara lengkap di luar sektor pertanian. Dari data usaha/perusahaan non pertanian di Kabupaten Kebumen tercatat sebanyak 182.490 usaha/perusahaan. Berdasarkan skala usaha, 0,62% atau sebanyak 1.125 usaha/perusahaan merupakan Usaha Menengah Besar (UMB) dan sisanya, sebesar 99,38%, atau 181.365 usaha/perusahaan merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hasil SE-2016 di atas cukup menggambarkan struktur perekonomian Kabupaten Kebumen. UMKM merupakan penopang perekonomian Kabupaten Kebumen. Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen hendaknya lebih fokus dalam memberdayakan usaha-usaha berskala mikro-kecil menengah. Pemerintah kabupaten dapat menjadikan hasil SE-2016 ini sebagai landasan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan di sektor ekonomi. Salah satu upaya agar produk UMKM di Kabupaten Kebumen tumbuh dan meningkat menjadi usaha yang mandiri dan berdaya saing tinggi adalah dengan dicetuskannya Geopark Karangsambung-Karangbolong.
Idealnya sebuah unit UMKM dapat berkembang, karena didukung dengan mudahnya akses permodalan, dan pemasaran sehingga mampu bersaing dalam usaha. Selain itu juga karena mudahnya untuk mendapatkan bahan baku untuk produksi, ditunjang dengan pengetahuan dan pemahaman terkait teknis produksi dan keahlian, keterampilan manajerial, pemahaman manajemen keuangan, dan iklim usaha yang kondusif terkait dengan perizinan, aturan/perundangan. Hal tersebut belum sepenuhnya dapat terwujud UMKM di kabupaten Kebumen. Hasil ini dapat dilihat dari hasil Sensus Ekonomi (SE) tahun 2016 yang merupakan langkah awal untuk memetakan kekuatan perekonomian Kabupaten Kebumen secara lengkap di luar sektor pertanian. Dari data usaha/perusahaan non pertanian di Kabupaten Kebumen tercatat sebanyak 182.490 usaha/perusahaan. Berdasarkan skala usaha, 0,62% atau sebanyak 1.125 usaha/perusahaan merupakan Usaha Menengah Besar (UMB) dan sisanya, sebesar 99,38%, atau 181.365 usaha/perusahaan merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hasil SE-2016 di atas cukup menggambarkan struktur perekonomian Kabupaten Kebumen. UMKM merupakan penopang perekonomian Kabupaten Kebumen. Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen hendaknya lebih fokus dalam memberdayakan usaha-usaha berskala mikro-kecil menengah. Pemerintah kabupaten dapat menjadikan hasil SE-2016 ini sebagai landasan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan di sektor ekonomi. Salah satu upaya agar produk UMKM di Kabupaten Kebumen tumbuh dan meningkat menjadi usaha yang mandiri dan berdaya saing tinggi adalah dengan dicetuskannya Geopark Karangsambung-Karangbolong.
Geopark Karangsambung-Karangbolong meliputi Kawasan
seluas 543,599 Km2 yang mencakup 12 Kecamatan dengan 117 Desa. Terdapat
41 (empat puluh satu) situs geologi yang menjadi situs utama di dalam Kawasan
Geopark Karangsambung-Karangbolong. Situs tersebut dilengkapi oleh 8 (delapan)
situs biologi dan 10 (sepuluh) situs budaya. Perlunya Geopark Karangsambung-Karangbolong
didalam membantu mengembangkan dan meningkatkan UMKM karena geopark ini
merupakan konsep pembangunan kawasan yang mengintegrasikan antara geodiversity,
biodiversity dan culturaldiversity yang bersinergi menuju
peningkatan ekonomi lokal di kabupaten Kebumen. Intinya semua unsur kekayaan
geologi disatupadukan dengan kekayaan budaya dan kekayaan hayati (biologi)
menjadi suatu kesatuan kawasan konservasi, pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat dalam wadah Geopark Karangsambung-Karangbolong. Kawasan Geopark ini
diharapkan akan menjadi salah satu instrumen pembangunan ekonomi berkelanjutan
dengan mengedepankan aspek konservasi, aspek pendidikan, aspek pertumbuhan
ekonomi lokal (pariwisata) dengan melibatkan masyarakat secara aktif sebagai
pelaku utamanya.
A. Sekilas
Geopark Karangsambung-Karangbolong
Geopark Karangsambung-Karangbolong secara geografis
mewakili bagian utara dan selatan daerah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Secara
keseluruhan kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong terbagi menjadi 3 (tiga)
segmen, yaitu Kawasan Karangsambung (Kawasan Cagar Alam geologi Karangsambung
di Bagian Utara), Kawasan Sempor (Bagian Tengah) dan Kawasan Pesisir Ayah yang
merupakan kawasan karst dan vulkanik tua (Bagian Selatan). Kawasan Geopark dibagi ke dalam tiga sub kawasan sesuai
dengan karakteristik wilayah : (1).Kawasan Karangsambung meliputi wilayah cagar
alam Karangsambung, yakni
Kecamatan Sadang, Karangsambung, Karanggayam, Alian dan Pejagoan, (2).Kawasan
Sempor yang menghubungkan kawasan cagar alam Karangsambung dan Karst Gombong
Selatan meliputi Kecamatan Sruweng, Karanganyar, Sempor, Gombong dan Rowokele, (3).Serta
kawasan Karst Gombong Selatan meliputi kecamatan Ayah, Buayan, dan
Rowokele Selatan.
Geopark ini mengangkat tema “fosil” subduksi jaman
Kapur-Paleosen (Bagian Utara) di daerah Karangsambung dengan bukti-bukti
singkapan batuan yang berasal dari bagian Lempeng Samudera India-Australia dan
Lempeng Benua Eurasia. Batuan yang berumur Kapur sampai Eosen dengan berbagai
jenis mulai batuan metamorf derajat tinggi, batuan beku basa sampai ultrabasa
dan batuan sedimen laut dalam tersaji dalam bentukan perbukitan “Melange” yang
dikenal dengan nama “Melange Lukulo”. Ke arah selatan batuan ini berubah
melalui proses vulkanisme dan sedimentasi yang umurnya jauh lebih muda dari
bagian utara (Bagian Tengah). Selanjutnya, semakin keselatan terpampanglah
hamparan perbukitan berbentuk kerucut (conical hills) ciri khas bentang alam
karst dengan penyusunnya batu gamping serta di beberapa memperlihatkan sisa
proses vulkanisme berupa aliran lava dan tubuh instrusi batuan beku (Bagian
Selatan).
Gambar 1:
Kenampakan Bentukan Lahan Di Geopark Karangsambung-Karangbolong
B. Geopark
Karangsambung-Karangbolong sebagai Geopark Nasional
Dengan diterimanya sertifikat kenaikan status menjadi
Geopark Nasional yang diterima langsung Wakil Bupati
Kebumen, Yazid Mahfudz di Bogor, 30 November 2018, Pemerintah kabupaten Kebumen
menarget, dua tahun ke depan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong bisa
dinaikkan statusnya menjadi Geopark Global yang diakui UNESCO. Penetapan
kawasan Karangsambung-Karangbolong, Kebumen sebagai Geopark Nasional digadang
akan membawa dampak positif bagi kemajuan daerah. Untuk
mendukung pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong agar dapat
meningkatkan produk UMKM perlu dilakukan persiapan dan perencanaan yang
melibatkan stakeholder terkait seperti unsur pemerintah,
masyarakat atau komunitas, akademisi, pebisnis, dan media dalam pengembangan
geopark. Dukungan utama berasal dari Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BAP3DA) Kebumen, Disporawisata Kebumen, Badan Pengelola
Geopark Karangsambung-Karangbolong, Disnakerkukm Kab. Kebumen dan Balai
Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Karangsambung. Peta Kawasan geopark Karangsambung-Karangbolong seperti
pada gambar berikut:
Gambar 2 : Peta Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong
Pengelolaan
dan pengembangan Geopark Nasional Kebumen adalah merupakan kerja simultan yang
melibatkan banyak pihak. Tidak hanya Pemerintah Kabupaten Kebumen saja, namun
masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang arti penting dan manfaat
geopark. Selain sebagai kawasan konservasi dan sarana implementasi
berbagai bidang ilmu, adanya aktivitas pariwisata dalam kegiatan geopark yang
dijalankan oleh masyarakat, adalah hal penting yang menjadi kunci keberhasilan
pengelolaannya. Usaha Kecil Menengah yang berada di kawasan geopark akan
didorong untuk meningkatkan potensinya. Sebagai tempat yang akan banyak
dikunjungi, kawasan tersebut harus bisa memberikan kesan mendalam kepada
pengunjungnya, pelatihan pembuatan souvenir kepada masyarakat, pembuatan
jajanan khas Kebumen merupakan salah satu prioritas menyongsong ditetapkannya
Karangbolong Karangsambung sebagai Geopark Nasional.
C. Pengembangan
Geopark Karangsambung-Karangbolong
Secara garis besar konsep
pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong dilakukan melalui pemetaan
potensi yang ada di Kawasan geopark. Prinsip pengembangan geopark
adalah konservasi, edukasi, dan ekonomi lokal. Pengembangan
Geopark Karangsambung-Karangbolong bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjalankan fungsi
konservasi terhadap kekayaan alam yang dilindungi. Untuk itu, Pemerintah kabupaten
Kebumen bekerjasama dengan insan pers secara aktif ikut mensosialisasikan
adanya geopark tersebut sehingga masyarakat semakin tahu dan paham terkait Geopark
Karangsambung-Karangbolong, wilayah mana saja
yang termasuk kawasan geopark, dan apa yang bisa dan harus dilakukan dengan
keberadaan geopark tersebut. Geopark Karangsambung-Karangbolong
diharapkan dapat memberikan manfaat lebih kepada masyarakat guna menunjang
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sebagai daya dukung untuk mengentaskan
kemiskinan, terutama sebagai potensi pariwisata. Di sisi lain, masyarakat juga
perlu diedukasi agar tidak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, khususnya
di kawasan geopark. Masyarakat harus terus disadarkan agar semakin peduli dan
tidak bersikap tak acuh terhadap kekayaan geoheritage yang ada disekitarnya.
Untuk itu perlu perubahan pola pikir masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dari
eksploitasi menjadi konservasi. Geopark dapat menjadi modal kebangkitan
semangat baru untuk mengentaskan kemiskinan, menuju kesejahteraan, serta mendukung
fungsi konservasi alam.
Untuk membantu pengembangan dan peningkatan
potensi masyarakat di kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong
Pemerintah Kabupaten Kebumen telah berupaya menyelenggarakan:
1. Sarasehan
Pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong (GKK)
Sarasehan bersama Wakil Bupati di Aula Kampus
LIPI Karansambung, Senin (21/1/2019). Sarasehan yang dimoderatori oleh Kepala
BAP3DA Kebumen Djunedi Faturakhman itu menghadirkan tiga narasumber, yakni
Kepala BIKK LIPI Karangsambung Edi Hidayat, Budayawan yang juga Ketua Asosiasi
Keris Indonesia Bambang Gunawan dan Peneliti Utama LIPI Chusni Ansori.
Hasil dari sarasehan ini memaparkan, dari 41 situs
yang sudah terpetakan, ada 10 situs yang sudah dikelola sebagai tempat wisata
oleh LIPI dan masyarakat, dan dua
geosite yang sudah dikelola secara mandiri oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis)
yang juga didampingi LIPI. Potensi pengembangan wisata di geopark ini sangat
tinggi. Dari wisata LIPI Karangsambung dalam setahun museum geologi rata-rata
dikunjungi oleh 4.000 orang per tahun. Jika wisata lain, seperti budaya dan biodiversity-nya
dikembangkan, jumlah kunjungan diyakini akan meningkat pesat. Pemerintah kabupaten Kebumen mendorong
pengembangan wisata ini dengan membangun infrastruktur yang diperlukan, diantaranya,
pembangunan jalan dan jembatan yang memudahkan akses ke situs-situs di geopark.
Pemerintah kabupaten Kebumen menunjukkan komitmen untuk mendukung dengan
membangun berbagai fasilitas penunjang untuk mewujudkan kawasan wisata berbasis
edukasi. Keterlibatan masyarakat juga bisa memicu pemberdayaan ekonomi, terutama
yang berada dalam kawasan geopark. Selain itu pengembangan sektor pariwisata
bisa menjadi opsi Pemerintah kabupaten Kebumen untuk program pengentasan
kemiskinan. Hal ini karena sejumlah
wilayah di Geopark Karangsambung-Karangbolong yang meliputi sejumlah kecamatan
adalah kantong-kantong kemiskinan. Rekomended hasil sarasehan ini agar dibentuk segera badan pengelola Geopark
Nasional Karangsambung-Karangbolong yang anggotanya terdiri dari lintas dinas
di Pemerintah kabupaten Kebumen, LIPI,
berbagai elemen masyarakat seperti LSM, serta akademisi dan masyarakat. Lembaga
ini semacam lembaga ad hoc, tidak terikat pada dinas tertentu, tetapi memiliki
kewenangan untuk perencanaan pengembangan agar lebih terstruktur.
2. 2. Forum
Group Discusion Geoproduk Geopark Karangsambung-Karangbolong
Pemerintah kabupaten Kebumen pada Rabu, 15 Mei 2019
bertempat di Ruang Rapat Bapeda Kebumen menyelenggarakan Forum Group Discusion
(FGD) Geoproduk. FGD dipimpin Kepala BAP3DA Kebumen dan dihadiri Ketua Harian
Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, pelaku usaha
produk unggulan (jenitri dan gula semut), OPD terkait dan Perguruan Tinggi.
Dalam FGD disampaikan mengenai konsep geoproduk dan alternatif strategi
pengembangannya. Paparan dilanjutkan dengan diskusi yang utamanya berkisar
tentang konsep, identifikasi , kondisi eksisting produk lokal yang akan
dijadikan geoproduk dan berbagai pendekatan pengembangan yang mungkin
dilakukan. Dengan adanya geoproduk unggulan diharapkan dapat mendukung
pengembangan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong. Beberapa produk UKM
Kebumen sudah layak menjadi icon geoproduk seperti ‘Sate Ambal’ dalam kemasan
(pemenang krenova), Yuam Roasted Coffee (pemenang krenova) dan sekarang sedang
mengikuti program GDI (Good Desain Indonesia) serta Jaxee dan Hury yang
mendapatkan pendampingan DDS (Desain Dispatch Service) dari Kementerian
Perdagangan dimana pendampingan berlangsung April – September dan di bulan
Oktober hasil produknya akan diperkenalkan kepada buyer dari dalam dan luar negeri
pada sebuah pameran yang akan diselenggarakan di Serpong.
3.
Pemetaan
Potensi Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong oleh Tim Peneliti UNINDRA.
Langkah Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam
mengembangkan Geopark Karangsambung -Karangbolong mendapat dukungan dari Universitas
Indraprasta (Unindra) PGRI Jakarta yang menurunkan tim peneliti untuk memetakan
potensi di kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong. Tim terdiri
atas dosen-dosen dari Program Studi Geologi, Arsitektur, Pendidikan Biologi,
Desain Komunikasi Visual, Pendidikan Ekonomi, Teknik Industri, serta tim
Markominfo. Dipimpin oleh dosen Geologi Tulus Widjajanto ST MM, tim Unindra
menyampaikan paparan di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BAP3DA) Kebumen dan LIPI Karangsambung, Selasa, 23 April 2019. Acara dihadiri
Kepala BAP3DA Kebumen Ir. Puji Rahaju, tim Unindra termasuk staf Markofinfo
Unindra Ir Djoko Waluyo. Pihak Unindra turun ke Kebumen untuk membantu pengembangan
dan peningkatan potensi masyarakat di kawasan Geopark Nasional
Karangsambung-Karangbolong melalui
pendampingan desain pengembangan hunian multifungsi penunjang pariwisata,
eksplorasi kawasan geopark melalui promosi dan publikasi media sosial video profiling.
Juga industrialisasi UKM serta melakukan identifikasi dan pengembangan
flora dan fauna langka dan unggulan daerah. Program pemberdayaan masyarakat
berupa pelatihan dan pendampingan desain hunian multifungsi dalam upaya
penyediaan fasilitas homestay, restoran, komersial, jasa serta usulan desain
fasilitas penunjang pariwisata seperti amphitheater, pusat informasi
pariwisata, gerbang kawasan dan penanda. Program pendampingan kegiatan itu bertujuan untuk menghasilkan (1).masterplan
dan peta zonasi kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong menuju Unesco
Global Geopark, (2)desain penataan beberapa kawasan wisata geopark di
Karangsambung dan Karangbolong, serta (3).data dokumentasi dan inventarisasi
tipologi arsitektur tradisional Kebumen di Karangsambung-Karangbolong. Terkait
industrialisasi UKM, menggalakkan usaha kecil dari masyarakat menuju proses
industri yang lebih maju, dari sisi teknik pengolahan, pengembangan produk, dan
distribusi produk dari produk tersebut dibuat sampai ke tangan konsumen. Berada
di tengah arus informasi dan kemajuan teknologi, sudah tidak bisa dihindarkan
oleh para pelaku UKM bahwa mereka harus melakukan perubahan dalam
pengembangannya.
4.
Musrenbang
Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2020.
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang)
Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2020, tanggal 20-23 Maret 2019 berlangsung di
Aula Gedung Setda secara khusus membahas ragam persoalan dan rencana
pengembangan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong yang digadang dapat
memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan
daerah. Eksistensi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong agaknya
mendapat tempat istimewa dalam musrenbangkab tahun ini. Dengan
ditetapkannya geopark Karangsambung-Karangbolong sebagai geopark nasional dapat
memberi perubahan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar juga
pemerintah daerah. Karenanya, Bupati meminta kepada stakeholder terkait
agar mempertahankan sertifikat GNKK tersebut bahkan harus ditingkatkan
statusnya menjadi Global Geopark. Bupati juga meminta agar segala potensi yang
ada dikawasan geopark untuk dikembangkan dan di optimalkan. Sebab jika tidak,
maka sertifikat itu bakal dicabut apabila sepanjang masa evaluasi empat tahun
kedepan pemerintah daerah dinilai tidak mampu mengembangkan dan mengelola
kawasan Geopark ini sebagai kawasan konservasi, edukasi dan pengembangan
ekonomi lokal. Tentu untuk mempertahankan apalagi meningkatkan
status geopark nasional menuju global geopark bukanlah pekerjan
mudah. Justru sebaliknya, target ini merupakan pekerjaan rumah yang cukup
besar dan harus diselesaikan dengan serius oleh seluruh stakeholder
terkait. Kerja keras, merupakan salah satu kata kunci untuk merealisasikannya.
Kerja keras tak sekadar membangun infrastruktur jalan atau sarana prasarana
yang lengkap dan memadai. Akan tetapi juga bagaimana mengubah mindset atau pola
pikir masyarakat terhadap arti penting keberadaan geopark dalam meningkatkan
perekonomian rumah tangga, wilayah hingga daerah. Namun dengan catatan,
membangun sarana dan prasarana dan pemberdayaan masyarakat harus tetap
mengedepankan faktor pelestarian dan perlindungan lingkungan. Selain itu,
ada beberapa hal penting lainnya yang harus diselesaikan oleh pemerintah
daerah. Setelah terbentuknya Badan Pengelola yang wajib bekerja secara
profesional, maka harus ada masterplane pengembangan geopark,
upaya meningkatkan infrastruktur di kawasan, memperluas jejaring dan promosi,
serta melakukan berbagai program kegiatan yang mendukung pengembangan kawasan
geopark tersebut melalui pemberdayaan komunitas/ masyarakat setempat secara
konsisten, konsekuen dan berkelanjutan. Dan pemerintah daerah juga harus
berkomitmen untuk membangun akses jalan dan sarana tranportasi menuju lokasi yang
memadai. Hal ini penting dilakukan guna meningkatkan aktivitas
perekonomian lokal yang nantinya berdampak pada pertumbuhan home
stay, memunculkan para pelaku ekonomi kreatif disektor jasa,
wisata, hiburan, kuliner, dan lain sebagainya.
5.
Pembuatan
Film Profil Geopark Nasional Kebumen
Pembuatan film profil dan potensi Geopark Nasional
Kebumen dengan tema "Mengangkat Lantai Samudera Purba Menuju Geopark
Kelas Dunia" dimulai dengan temu teknis tim teknis yang berlangsung di
Ruang Dinas Kominfo Kab Kebumen, pada Senin, 22 April 2019 yang membahas framework
dan run-down pembuatan film. Hadir pada kesempatan itu,
Kadiskominfo selaku project leader didampingi Kasi Penyiaran Media
Elektronik, penulis naskah, kameramen, fotografer dan
videografer. Sesuai tema dan konten film, pertemuan siang itu
menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, dari stakeholder terkait.
Hadir pada kesempatan itu, Chusni Ansori peneliti utama geologi LIPI
Karangsambung, Putut Wijonarko, biologi yang ahli dalam keanekaragaman hayati,
dan Pekik Sat Siswonirmolo, Budayawan. Faktanya, Geopark Nasional Kebumen
yang terdiri dari tiga kawasan itu meliputi sedikitnya 59 situs geologi,
biologi dan budaya. Para ahli tersebut nantinya akan berperan sebagai
narasumber terkait dengan materi konten geo-diversity, bio-diversity
dan cultural sebagai aspek yang akan diangkat dalam film. Dalam
pertemuan tersebut terungkap, bahwa bukan tidak mungkin dalam penelusuran film
itu akan menemukan situs-situs baru yang sangat berpotensi sebagai tempat riset
maupun pusat pengembangan ekonomi.
6.
Penyelenggaraan
Publikasi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong
Penyelenggaraan publikasi terkait geopark
karangsambung-karangbolong telah dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Kebumen lewat
pengelolan Geopark Karangsambung-Karangbolong seperti pada event lomba
penulisan karya ilmiah terkait GKK, geonight Carnival, Karnaval
Pembangunan Budaya.
7.
Geopark
Nasional Karangsambung-Karangbolong masuk sekolah
Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong masuk
sekolah mengandung arti bahwa ada dukungan dari pihak sekolah terkait
pengembangan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong dengan cara sekolah
mengalokasikan waktu kunjungan atau agenda kegiatan sekolah ke tempat Kawasan
Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong seperti ke LIPI, kemah pramuka,
kunjungan studi di Karangbolong, ke tempat -tempat yang bersejarah, kunjungan ke tempat Kawasan budaya termasuk
ekonomi kreatif di sentra kerajinan/keahlian masyarakat di Kawasan GKK.
Publikasi terkait potensi edukasi dikawasan Geopark Nasional
Karangsambung-Karangbolong harus gencar dilakukan ke pihak sekolah.
8.
Kunjungan
kerja pejabat negara diarahkan untuk mengunjungi Kawasan Geopark Nasional
Karangsambung-Karangbolong, termasuk pejabat lokal.
9.
Pemberdayaan
PLUT-KUMKM secara lebih luas bagi masyarakat untuk pendampingan, pelatihan para
pelaku UMKM dalam mempersiapkan diri menghadapi semakin ramainya kunjungan
wisata di Kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong
D. Kawasan
Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (Geosite, Biosite, Culturalsite)
Geopark
Nasional Karangsambung-Karangbolong merupakan konsep pembangunan kawasan yang
mengintegrasikan antara geodiversity, biodiversity dan
culturaldiversity yang bersinergi menuju peningkatan ekonomi lokal di
kabupaten Kebumen. Intinya semua unsur kekayaan geologi disatupadukan dengan
kekayaan budaya dan kekayaan hayati (biologi) menjadi suatu kesatuan kawasan
konservasi, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dalam wadah Geopark
Karangsambung-Karangbolong. Kawasan Geopark ini diharapkan akan menjadi salah
satu instrumen pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan mengedepankan aspek
konservasi, aspek pendidikan, aspek pertumbuhan ekonomi lokal (pariwisata)
dengan melibatkan masyarakat secara aktif sebagai pelaku utamanya. Kawasan Geopark
Karangsambung-Karangbolong terdiri dari Geosite, Biosite, dan Culturalsite
sebagai berikut :
1.
Geosite
1)
Rijang
merah berlapis, Sadang Wetan (KKG-1)
Geosite ini terletak di bagian utara
Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung, secara administratif berada di
Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, berjarak 30 km atau 1 jam perjalanan dari
Kota Kebumen. Geosite ini merupakan bagian dari Kompleks Melange Lukulo, batuan
tertua di Pulau Jawa. Keunikan rijang adalah batuan dasar samudera yang
tersingkap ke permukaan bumi memperlihatkan struktur berlapis, berwarna merah
bata, seperti kue lapis yang tegak. Tersusun oleh material sedimen dengan kemas
antar butir berukuran halus, silikaan. Rijang dengan umur Kapur Akhir yang
dibuktikan dengan fosil Radiolaria yang ukuran 0.1 mm terbentuk sebagai endapan
Laut Dalam. Merupakan warisan geologi karena keunikan yang diperlihatkannya,
menyerupai kue lapis berwarna merah yang jarang ditemukan didaerah lain di
Indonesia
2) Batu lempung, Cangkring (KKG-2)
Kecamatan
Sadang tidak hanya dengan keunikan batuan tertua di Pulau Jawa, tetapi juga
memiliki keunikan batulempung Formasi Totogan. Keunikan batuan ini adalah struktur
perlapisan batuannya yang tersusun oleh batuan sedimen dengan ukuran dan warna
yang berbeda-beda. Masyarakat mengenalnya sebagai batu pelangi. Batulempung ini
tampak megah berwarna-warni seperti pelangi terletak di tepi Sungai
Lukulo, disamping jembatan Cangkring yang menghubungan Kabupaten Kebumen dengan
Kabupaten Wonosobo. Dinamakan lempung warna warni, karena jika dilihat dengan
seksama batuan ini tersusun oleh perulangan batulempung dengan warna yang
berbeda.
3) Sekis mika, K. Brengkok, Sadang Kulon
(KKG-3)
Sekis
mika dianggap sebagai batuan kerak benua yang tersingkap ke permukaan, terletak
di Kecamatan Sadang berjarak sekitar 25 km dari Kota Kebumen. Sekis mika
dianggap sebagai batuan tertua di Pulau Jawa, bahkan kadang disebut sebagai
pondasi Pulau Jawa. Keunikan sekis mika adalah kenampakan khas batuan metamorf
berstruktur foliasi; tersusun oleh mineral feldspar, kuarsa, dan mineral mika
pipih yang melimpah, mengkilap menyerupai perak.
Gambar 8 : Sekis
mika, K. Brengkok, Sadang Kulon
4) Serpentinit, Pucangan (KKG-5)
Serpentinit
merupakan batuan kerak samudera anggota Kompleks Melange Lukulo. Keunikan
batuan ini menjadikannya sebagai warisan geologi berskala nasional, karena
jarang ditemukan diwilayah lain di Indonesia. Berada di bagian utara Kawasan
Cagar Alam Geologi Karangsambung. Sepentinit mempunyai karakteritik yang unik,
yaitu kenampakan seperti liukan ular saat dilihat dibawah mikroskopis. Geosite
ini terletak di tepi jalan, secara administratif berada di Kecamatan Sadang,
Kabupaten Kebumen. Berjarak 20 km atau 1 jam perjalanan dari Kota Kebumen
Gambar 9 : Serpentinit,
Pucangan
5) Gabro dan basalt, K. Lokidang (KKG-6)
Sungai
Lokidang yang merupakan anak Sungai Lukulo di bagian Karangsambung Utara,
Kecamatan Sadang dijumpai gabro dan basalt. Kedua batuan ini merupakan batuan
kerak samudera anggota Kompleks Melange Lukulo. Keunikan batuan ini
menjadikannya sebagai warisan geologi berskala nasional, karena jarang
ditemukan diwilayah lain di Indonesia. Karakteritik batuan ini sangat unik.
Gabro dan basalt merupakan kelompok batuan beku, yang tersusun oleh
mineral-mineral basa. Mineral yang mudah dikenal yaitu mineral piroksen,
berwarna hijau gelapdengan bentuk tidak beraturan. Mineral lain yag biasanya
muncul pada gabbro dan basalt adalah olivin yang biasanya dicirikan oleh
mineral-mineral memanjang berwarna hijau, kuning. Mineral-mineral ini secara
umum dikelompokkan sebagai mineral mafik.
Gambar 10 : Gabro
dan basalt, K. Lokidang
6) Marmer, Totogan (KKG-7)
Marmer
terletak di Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung. Marmer di lokasi ini sangat
unik keberadaannya diantara batuan metamorf dan batuan sedimen, misalnya gneiss
dan konglomerat. Kegiatan bekas tambang marmer dapat dilihat disini. Aktivitas
tambang yang dilakukan dengan cara terbuka atau sering disebut open pit, menyisakan
areal bekas tambang berupa dinding marmer yang menjulang. Marmer tersingkap
diantara batuan metamorf berumur tua, yang merupakan bagian dari Kompleks
Melange Lukulo
7) Filit, G. Sipako, Wonotirto (KKG-8)
Filit yang
merupakan kelompok batuan metamorf awalnya berasal dari batuan sedimen
berukuran halus yang terubah. Aktivitas tektonik yang terus berlanjut
menyebabkan batuan ini muncul ke permukaan bumi. Demikian kuatnya gaya tekan
ini menyebabkan filit menjadi terlipat. Tekanan yang terus berlanjut sehingga
terbentuk lipatan tegak, lipatan miring, hingga lipatan rebah (drag fold),
bahkan pada beberapa bagian terpotong oleh sesar sungkup (overthrust fault).
Fenomena drag fold dan gejala struktur geologi lainnya dapat dilihat sangat
jelas di lokasi ini
Gambar 12 : Filit,
G. Sipako, Wonotirto
8) Basalt terbreksikan, K.
Mandala,Karangsambung (KKG-9)
Basalt
yang unik melampar di bagian bawah Sungai Mandala. Sungai Mandala yang
merupakan anak Sungai Lukulo terletak di Watutumpang, Desa Karangsambung,
Kecamatan Karangsambung berjarak sekitar 19 km dari Kota Kebumen. Basalt ini
merupakan tipe lava yang terbreksikan, memberikan kesan hancur dan retak-retak.
Karakteristik lavanya yang terbreksikan mengindikasikan kuatnya aktivitas tektonik.
Mineral yang mudah dikenal yaitu mineral piroksen dan olivin yang secara umum
dikelompokkan sebagai mineral mafik.berwarna gelap dengan bentuk tidak
beraturan. Singkapan Basalt Kali Mandala bukti tektonik kuat, batas batuan Tersier
dan Pra Tersier
Gambar 13 :
Basalt terbreksikan, K. Mandala,Karangsambung
9) Diabas, G. Parang,Karangsambung (KKG-10)
Nama
Gunung “Wurung” sangat melekat di hati masyarakat. Nama ini berasal dari
legenda yang memiliki makna bahwa gunung ini “tidak jadi”. Secara administratif
gunung ini bernama Gunung Parang terletak di Dukuh Parangan, Desa Karangsambung,
Kecamatan Karangsambung berjarak sekitar 19 km dari Kota Kebumen. Gunung ini
disusun oleh diabas yang termasuk Formasi Karangsambung berumur Eosen. Keunikan
megaskopis diabas berupa kenampakan struktur columnar joint, retakan yang
menyerupai tiang/pilar. Mineral yang mudah dikenal yaitu mineral plagioklas dan
piroksen dengan bentuk tidak beraturan membentuk struktur diabasik. Hal inilah
yang melatarbelakangi batuan ini bernama diabas.
Gambar 14 :
Diabas, G. Parang,Karangsambung
10) Batu gamping Numulites, LIPI,
Karangsambung (KKG-11)
Geosite
ini terletak di LIPI Karangsambung, secara administratif berada di Desa
Karangsambung, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, berjarak 19 km dari
Kota Kebumen. Batugamping Nummulites, terbentuk di lingkungan laut dangkal,
sekitar 50 juta tahunyang lalu (Eosen). Merupakan olistolit dari F.
Karangsambung. Batugamping Numulites terdapat fosil unik menyerupai koin-koin
yang bertebaran di atas batu.
Gambar 15 :
Batu gamping Numulites, LIPI, Karangsambung
11) Konglomerat, Pesanggrahan, Karangsambung
(KKG-12)
Bukit
Pesanggrahan terletak di Dukuh Pesanggrahan, Desa Karangsambung, Kecamatan
Karangsambung berjarak sekitar 19 km dari Kota Kebumen. Bukit ini tersusun oleh
konglomerat yang didominasi oleh kuarsit berwarna putih, berukuran butir
kerikil sampai kerakal, berbentuk membundar. Geosite ini berada disamping LIPI
Karangsambung
Gambar 16 :
Konglomerat, Pesanggrahan, Karangsambung
12) Diabas, Bukit Bujil-2, Banioro (KKG-13)
Bukit terisoler lainnya di Desa
Karangsambung adalah Bukit Bujil. Bukit ini tersusun oleh diabas yang termasuk
Formasi Karangsambung berumur Eosen. Secara administratif bukit ini terletak di
Dukuh Krajan, Desa Karangsambung, Kecamatan Karangsambung berjarak sekitar 19
km dari Kota Kebumen. Keunikan megaskopis geosite ini berupa kenampakan
struktur columnar joint dari sisi samping, berupa poligonal segi lima pada
dinding batunya, kadang disebut sebagai dinding turki. Mineral yang mudah
dikenal yaitu mineral plagioklas dan piroksen dengan bentuk tidak beraturan
membentuk struktur diabasik. Hal inilah yang melatarbelakangi batuan ini
bernama diabas. Bukit Bujil tersusun oleh diabas, memberikan kenampakan
poligonal segi lima pada salah satu sisi dindingnya.
Gambar 17 :
Diabas, Bukit Bujil-2, Banioro
13) Batugamping terumbu, Bukit Jatibungkus,
Langse (KKG-14)
Geosite ini terletak di bukit
Jatibungkus yang terisoler, secara administratif berada di Desa Langse,
Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, berjarak 19 km dari Kota Kebumen.
Bukit Jatibungkus disusun oleh batugamping yang termasuk Formasi Karangsambung
berumur Eosen. Keberadaan dan karakteristik batugamping terumbu ini menjadi
keunikan tersendiri. Hal ini tidak lepas dengan karakteristik pembentukan
olistostrom Formasi Karangsambung, berstruktur block in matric. Batugamping
terumbu Jatibungkus berada diantara matrik lempung Formasi Karangsambung yang
fenomenal. Proses karstifikasi (pelarutan) batugamping terumbu pada beberapa bagian
membentuk dua gua yang eksotik dan menarik, yaitu Gua Sikempul dan Silodong.
Gambar 18 :
Batugamping terumbu, Bukit Jatibungkus, Langse
14) Breksi Andesit, Waturanda, Kaligending
(KKG-15)
Breksi andesit terletak di tepi jalan
utama Kebumen – Karangsambung. Geosite ini merupakan lokasi tipe Formasi
Waturanda yang berumur Miosen Awal, yang secara administratif berada di Desa
Kaligending, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, berjarak 15 km dari
Kota Kebumen. Formasi Waturanda tersusun oleh breksi andesit dan batupasir
berlapis yang mengindikasikan berhubungan dengan aktivitas gunung api purba
bawah laut dan diendapkan oleh mekanisme turbidit.
Gambar 19 :
Breksi Andesit, Waturanda, Kaligending
15) Batupasir Kalkarenit, Kalikudu (KKG-16)
Geosite ini terletak di Kalikudu, secara
administratif berada di Desa Kalikudu, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, berjarak 15 km dari Kota Kebumen. Batupasir kalkarenit ini termasuk
Formasi Penosogan berumur Miosen Tengah. Batupasir ini secara umum berstruktur
perlapisan dengan perulangan batupasir, batulanau, dan batulempung yang bersifat
karbonatan. Strukttur sedimen yang dijumpai pada batupasir ini menunjukkan
karakteristik yang khas hasil mekanisme pengendapan turbidit; misalnya struktur
silang siur, laminasi, dan dewatering structure
Gambar 20 :
Batupasir Kalkarenit, Kalikudu
16) Rijang dan gamping merah, G.
Wagirsambeng, Wonotirto (KKG-17)
Bukit Wagirsambeng merupakan salah satu
diantara bukit terisoler lainnya yang terletak di Kecamatan Karanggayam. Bukit
ini tersusun oleh batuan sedimen laut dalam, yaitu rijang dan batugamping merah.
Batuan ini berada di puncak bukit menyisakan bentuk-bentuk yang unik, misalnya
menyerupai kue lapis. Batuan ini sangat artistik dan alami, dengan ketinggian
sekitar 4 meter sangat menarik untuk menjadi salah satu spot berfoto. Wisatawan
akan merasakan sensasi berdiri di atas batuan laut dalam di puncak bukit
Wagirsambeng.
Gambar 21 :
Rijang dan gamping merah, G. Wagirsambeng, Wonotirto
17) Pemandian Air Panas, Krakal (KKG-18)
Pemandian air panas secara administratif
berada di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, berjarak 15 km dari
Kota Kebumen. Sensasi kehangatan air panas membuat wisatawan dapat berlama-lama
untuk relaksasi dan melepas penat. Air panas Krakal ini tidak berhubungan
dengan aktivitas vulkanik, namun diperkirakan dipengaruhi oleh adanya proses
pemanasan air formasi yang ada di bawah bumi. Air panas Krakal relatif asin dan
tidak berbau belerang.
Gambar 22 :
Pemandian Air Panas, Krakal
18) Wisata Alam Pentulu Indah, Karangsambung
(KKG-19)
Wisata Alam Pentulu Indah secara
administratif berada di Desa Karangsambung, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, berjarak 20 km dari Kota Kebumen. Lokasi ini menghadirkan sensasi yang
memukau diantara hutan pinus di atas bukit Paras. Negeri di atas awan, demikian
yang dirasakan oleh wisatawan takjub melihat kebesaran Tuhan Pencipta Alam.
Wisata alam Pentulu Indah berada di atas batupasir berlapis dan breksi andesit
Formasi Waturanda. Bongkah bongkah besar breksi andesit hasil sisa erosi
menyisakan bentuk-bentuk unik yang menarik untuk menjadi spot foto. Saat ini
objek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai macam wahana.
Gambar 23 :
Wisata Alam Pentulu Indah, Karangsambung
19) Wisata Alam Pesona Kayangan, Karanggayam
(KKG-21)
Wisata Alam Pesona Kayangan secara
administratif berada di Desa Purwosari, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen, berjarak 20 km dari Kota Kebumen. Wisata Alam Pesona Kayangan menjadi
salah satu destinasi wisatawan, khususnya anak-anak muda. Wisata alam ini
meyajikan wahana epik untuk foto bersama. Hampir setiap sudut disulap menjadi
tempat yang nyaman untuk bersantai dengan view yang unik dan menarik. Sinergi
keindaahan alam yang mempesona dan kreativitas pengelola benar-benar mengemas
apik lokasi ini untuk menjadi daya tarik tersendiri, agar wisatawan datang
kembali mengulang moment yang tak terlupakan.
Gambar 24: Wisata
Alam Pesona Kayangan, Karanggayam
20) Wisata Alam Bukit Pranji, Pengaringan
(KKG-22)
Wisata Alam Bukit Pranji secara administratif
berada di Desa Pengaringan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, berjarak 15
km dari Kota Kebumen. Wisata Alam Bukit Pranji menjadi salah satu destinasi
wisatawan, khusunya anak-anak muda. Sinergi keindaahan alam yang mempesona dan
kreativitas pengelola benar-benar mengemas apik lokasi ini untuk menjadi daya
tarik tersendiri, agar wisatawan datang kembali mengulang moment yang tak
terlupakan
Gambar 25: Wisata
Alam Bukit Pranji, Pengaringan
21) Museum Melange LIPI KKG-23)
Museum Melange berada di Balai Informasi
dan Konservasi Kebumian atau dikenal sebagai Kampus LIPI Karangsambung. Museum
Melange secara administratif berada di Desa Karangsambung, Kecamatan
Karangsambung, Kabupaten Kebumen, berjarak 19 km dari Kota Kebumen. Museum
Melange secara umum mengkonservasi batuan-batuan langka yang dilindungi yang
diperoleh disekitar Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung. Tempat ini
sekaligus sebagai kawah candradimukanya ahli ilmu kebumian Indonesia. Museum
Melange menyajikan juga taman batuan sebagai tempat belajar sekaligus spot yang
unik untuk berfoto ria.
Gambar 26: Museum
Melange LIPI
22) Curug Sindaro, Wadasmalang (KKG-24)
Curug Sindaro berada di Wadasmalang,
Kecamatan Karangsambung, berjarak 25 km dari Kota Kebumen dengan kondisi jalan
yang cukup baik. Objek wisata ini berada pada lokasi tipe Formasi Waturanda
yang tersusun oleh batupasir dan breksi andesit. Breksi andesit berukuran butir
pasir sedang sampai kasar, menyudut, memperlihatkan berlapis dengan batupasir.
Batupasir berukuran butir sedang sampai halus, tebal lapisan 30-50 cm. Curug
Sindaro yang bertingkat menjadi daya tarik tersendiri. Geosite ini bersandingan
dengan kebun kopi arabika, duren dan peternakan lebah klanceng.
Gambar 27: Curug
Sindaro, Wadasmalang
23) Kalianget, Wadasmalang (KKG-25)
Kalianget berada di Wadasmalang,
Kecamatan Karangsambung, berjarak 25 km dari Kota Kebumen dengan kondisi jalan
yang cukup baik. Kalianget berada di lokasi tipe Formasi Waturanda, yaitu
batupasir berlapis dan breksi andesit. Objek wisata air hangat abadi ini
berdekatan dengan Curug Sindaro. Suasana alami, asri, dan sejuk di tepi sungai
membuat wisatawan bisa berlama-lama menikmati hangatnya air Kalianget
Gambar 28: Kalianget,
Wadasmalang
24) Embung Cangkring (KKG-26)
Embung Cangkring berada di Desa Cangkring,
Kecamatan Sadang, berjarak 25 km dari Kota Kebumen dengan kondisi jalan yang
baik. Pesona alam yang elok disekitar embung memanjakan wisatawan untuk melihat
deretan bukit yang memanjang sejauh mata memandang. Embung ini berada di puncak
bukit tidak jauh dari geosite batu lempung warna warni Formasi Totogan. Embung
ini berbentuk oval dengan desain geomembran. Embung ini dimanfaatkan untuk
pengairan, terutama untuk padi maupun kebun duren dan kelengkeng pada saat
musim kemarau.
Gambar 29: Embung
Cangkring
25) Gua Sikempul dan Silodong, Langse
(KKG-27)
Gua Sikempul dan Silodong berada di Desa
Langse, Kecamatan Karangsambung, berjarak 19 km dari Kota Kebumen dengan
kondisi jalan yang cukup baik. Kedua gua ini berada di komplek Bukit Jatibungkus
yang eksotis. Menuju kedua gua ini cukup berjalan kaki, tidak jauh dari jalan
raya. Kondisi gua berupa bilik ruangan dengan ornamen yang cukup mempesona.
Souvenir unik yang dapat dimiliki selepas dari geosite ini berupa hasil karya
berbahan daun pandan karya masyarakat sekitar.
Gambar 30: Gua
Sikempul dan Silodong, Langse
26) Curug Sudimoro, Somagede (KKG-28.)
Curug Sudimoro merupakan objek wisata
yang terletak di Kali Kumbang, Desa Somagede, Kecamatan Sempor. Keunikan curug
ini berupa air terjun bertingkat dengan dinding breksi andesit menyerupai layar
terkembang. Aluralur kecil membentuk aliran sungai-sungai teranyam untuk
merendam kaki sambil berelaksasi. Objek wisata ini berada pada Formasi
Waturanda. Formasi Waturanda yang tersusun oleh batupasir dan breksi andesit.
Breksi andesit berukuran butir pasir sedang sampai kasar, menyudut, memperlihatkan
berlapis dengan batupasir. Batupasir berukuran butir sedang sampai halus, tebal
lapisan 30-50 cm. Formasi Waturanda diperkirakan berhubungan dengan produk
aktivitas gunung api bawah laut dan diendapkan oleh mekanisme longsoran
menghasilkan endapan turbidit
Gambar 31: Curug
Sudimoro, Somagede
27) Waduk Sempor (KKG-29.)
Waduk Sempor terletak di Desa Sempor,
Kecamatan Sempor, berjarak 25 km dari Kota Kebumen dengan kondisi jalan yang
sudah baik. Pesona Waduk Sempor tidak diragukan lagi, sejauh mata memandang
tampak rangkai perbukitan dengan deretan hijaunya pohon pinus. Saat ini Waduk
Sempor sudah memiliki berbagai macam fasilitas wahana air. Wisatawan yang
mempunyai hobi memancing dapat menyewa perahu yang sudah disediakan.Wisatawan
yang datang juga dapat menikmati jernihnya air sambil menaiki perahu
mengeliligi waduk. Waduk Sempor juga berperan sebagai PLTA saat debit air
mencukupi
Gambar 32: Waduk
Sempor
28) Morfologi Karst, Desa Tugu Buayan
(KKG-30)
Perbedaan morfologi yang sangat jelas
antara morfologi Karst yang sangat berrelief di selatan dengan morfologi
perbukitan tidak berrelief di utara. Pada morfologi karst bukit-bukit nampak
cembung membulat dengan ukuran relatif seragam dipisahkan oleh lembah-lembah
terpola (cockpit topography). Selain dikontrol litologi batugamping, juga
adanya retakan/kekar besar berarah tenggara - barat laut sekitar N130 0E.
Melalui retakan yang ada dan sifat batugamping yang mudah larut, air permukaan/air
hujan yang turun akan masuk dalam rongga batugamping membentuk sungai-sungai
bawah tanah dan gua di daerah Gombong Selatan. Lokasi ini sangatbaik untuk
memahami perbedaan antara kawasan Bentang Alam Karst dan non karst, proses
karstifikasi serta faktor-faktor yang mengontrol pembentukan eksokars dan
endokarst
Gambar 33: Morfologi
Karst, Desa Tugu Buayan
29) Gua Barat, Kalisari (KKG-31)
Penelusuran dalam gua ini terasa sangat
menyenangkan, disamping karena panorama dalam gua yang menakjubkan juga kondisi
sungai bawah tanah yang deras dan bahkan disertai air terjun kecil dan cabang-cabang
sungainya. Panjang gua yang pernah dilalui dan dipetakan tim FINSPAC mencapai
tidak kurang 3.305 m, berupa aliran sungai bawah tanah, air terjun dan
dinding-dinding terjal. Untuk penelusuran ini dapat memakan waktu 1 malam 2
hari. Bagi para spheleolog dan petualang, gua ini sangat disarankan untuk
dikunjungi. Karena penelusuran membutuhkan waktu lama dan tubuh yang prima,
maka disarankan wisatawan untuk dapat bermalam di home stay disekitar lokasi,
sehingga pagi hari dapat dimuai penelusuran. Perlengkapan penelusuran juga
mesti disiapkan disertai pemandu gua yang memahi karakter gua Barat.
Gambar 34: Gua
Barat, Kalisari
30) Gua Jatijajar (KKG-32)
Komplek kawasan Jatijajar seluas 5,5 Ha
mencakup pula gua Dempok dan gua Intan, terletak sekitar 250 m di atas laut.
Pajang keseluruhan hingga ke Gua Dempok sekitar 90 m dan merupakan gabungan
antara gua alam dengan gua buatan bekas penambangan kapur. Pada atap gua alam
masih dapat dilihat adanya ornamen gua berupa stalaktit dan flowstone, namun
pada gua buatan sama sekali kita tidak mendapatkan ornamen gua walaupun
setempat masih ditemukan endapan aliran CaCO3. Gua ini menghadap dataran
alluvial di utaranya. Merupakan gua pada batugamping Formasi Kalipucang yang
terletak tidak selaras di atas batupasir tufaan Formasi Halang.
Gambar 35: Gua
Jatijajar
31) Gua Petruk, Redisari (KKG-33)
Gua Petruk termasuk gua horisontal
dengan panjang sekitar 450 m dan mempunyai aliran sungai bawah permukaan cukup
deras, masih sangat alamiah dan untuk menelusurinya masih membutuhkan
lentera.Fauna gua yang dijumpai berupa kelelawar, jangkerik dan kelabang gua
yang berwarna keabuabuan. Pada bagian dalam dijumpai kontak antara breksi
vulkanik formasi Gabon dengan batugamping terumbu Formasi Kalipucang.
Spheleotheme yang berkembang sepanjang lorong gua akibat perbedaan komposisi
batugamping dan proses pelarutan sangat menarik untuk dinikmati. Sebagian besar
ornamen telah diberi nama sesuai bentuknya seperti batu payudara, macan
kumbang, semar, batu buaya, taman maria, bapak jenggot, batu perangko dan
lainnya
Gambar 36: Gua
Petruk, Redisari
32) Pantai Logending (KKG-34)
Pantai LOgending atau Pantai Ayah
memiliki sisi timurpantai dengan morfologi sangat terjal yang merupakan bagian
morfologi karst, sedangkan sisi barat dan utara merupakan pantai landai terisi
endapan alluvial dan pasir pantai. Pada bagian selatan,berupa morfologi terjal
bukit Majingklak yang tersusun oleh breksi vulkanik yang resisten terhadap erosi
dan gempuran ombak laut.Ke arah utara dan barat gumuk pasir tidak terbentuk
walaupun angin dan gempuran ombak cukup kuat, hal ini disebabkan sedikitnya
masukan sedimen asal darat. Terdapat perahu wisata yang disiapkan untuk
mengelilingi muara Kali Bodo serta menikmati hutan mangrove yang berada
disekitar muara sungai. Selain itu juga disediakan arena go car, kuda, arena
kemah serta warung makan di sekitarnya.
Gambar 37: Pantai
Logending
33) Bukit Wanalela, Argopeni (KKG-35)
Terlihat meandering Sungai Bodo berarah
barat-timur dengan endapan pasir pada bagian tengah sungai. Meander sungai Bodo
disebabkan karena gempuran ombak laut di sebelah barat yang lebih kuat
dibanding timur, sehingga aliran air lebih mudah mengerosi dan membelok ke arah
timur.Pada lokasi ini juga dapat diamati perbedaan antara morfologi karst yang
tersusun oleh batu gamping Formasi Kalipucang dengan morfologi
Perbukitan-Pegunungan Vulkanik di bagian selatan. Perbukitanpegunungan vulkanik
terlihat lebih reguler dengan tubuh intrusi Andesit G. Poleng yang terlihat
menonjol tinggi diantara rangkaian gunung lainnya.
34) Pantai Menganti, Karangduwur (KKG-36)
Secara geologis pantai dan tanjung ini
terdapat pada Formasi Gabon yang tersusun oleh breksi Andesit berumur Oligosen
dengan beberapa tubuh intrusi. Disekitar tanjung Karangboto dijumpai tubuh
batuan beku menyerupai tatanan paving blok, merupakan bekas aliran lava darat
yang mengalami gaya kontraksi dan membentuk retakan tiang (Columnar Joint) pada
saat pembekuannya. Retakan-retakan berbentuk poligonal segi lima jika dilihat
pada permukannya. Pasir putih yang terhampar merupakan sedimen hasil rombakan
batugamping di utaranya yang terbawa aliran sungai dan disebarkan oleh ombak
sehingga menambah keindahan pantai Menganti. Jika pandangan diarahkan ke timur
maka akan terlihat gempuran ombak yang sangat kuat pada dinding pantai yang
terjal akibat patahan turun yang memotong batuan breksi sehingga deretan
gunungnya nampak lurus.
Gambar 39: Pantai
Menganti, Karangduwur
35) Pantai Sawangan, Karangduwur (KKG-37)
Paduan pegunungan karst, gua dan pantai
indah ini berada pada Tanjung Nagasari, desa Karangduwur, Kecamatan Ayah.
Terdapat gua berair dengan sungai bawah tanah yang bersumber dari Karst yang
berada di atas breksi vulkanik F. Gabon sehingga menghasilkan air terjun
pelangi yang sangat indah.Paduan pegunungan karst, gua dan pantai indah ini
berada pada Tanjung Nagasari, desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Terdapat gua
berair dengan sungai bawah tanah yang bersumber dari Karst yang berada di atas
breksi vulkanik F. Gabon sehingga menghasilkan air terjun pelangi yang sangat
indah.
36) Wanabahari Pasir Indah, Pasir (KKG-38)
Pemandangan dipantai ini sangat menawan.
Gugusan pantai merentang mulai dari Pantai Pasir, Pantai Lampon hingga Pantai
Surumanis. Bentang alam dipantai Lampon terbentuk akibat proses abrasi laut
pada dinding pantai yang tersusun oleh perselingan antara breksi andesit dengan
batu pasir Formasi Gabon. Sedangkan pada bagian atasnya merupakan batu gamping
terumbu yang banyak mengandung fosil binatang laut. Proses abrasi gelombang
pantai ini menghasilkan kenampakan menawan jembatan alam (natural bridge)
berukuran sekitar 30 m sebagai icon pantai Lampon. Perbedaan variasi litologi
dan intensitas gempuran ombak pantai menghasilkan kenampakan yang berbeda-beda
pada obyek Pantai Grojogan, Tanjung Karang Penganten, Gua Wora Wari, Gua
Celeng, dan Pantai Surumanis
Gambar 41: Wanabahari
Pasir Indah, Pasir
37) Pantai Watubale, Pasir (KKG-39)
Pantai dengan panorama menarik ini
berada di Desa Pasir, Kec. Ayah. Pantai terjal dengan batuan hitam disekitarnya
merupakan breksi vulkanik F. Gabon yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api
purba. Terdapat 3 lokasi yang menarik berupa Tebing Titanic, Jembatan Segitiga,
dan Rumah Pohon
Gambar 42: Pantai
Watubale, Pasir
38) Bukit Hud, Karangbolong (KKG-40)
Pada puncak gunung dapat diamati
morfologi menarik berupa arus sepanjang pantai (“Long Shore Current”) yang
memanjang dari pantai Karangbolong, Suwuk hingga ke Puring. Dataran di sebelah
timur Karangbolong merupakan bekas graben Jawa Tengah bagian Selatan yang
terisi endapan alluvial dan pasir pantai dimana bagian horstnya berupa G. Hud dan
tinggian Karangbolong lainnya. G. Hud juga dikenal sebagai Puncak Soekarno,
karena konon presiden pertama RI tersebut pernah melakukan meditasi di puncak
gunung. Tempat ini juga dikenal sebagai petilasan Joko Sangkrip, yang kemudian
menjadi bupati Kebumen Arumbinang I, karena konon merupakan tempat meditasi Joko
Sangkrip untuk bertemu dengan Ratu Kidul. Menurut juru kunci setempat, petilasan
ini dijaga oleh Lara Bayem dan Lara Wulan, sehingga setiap pengunjung yang
menuju puncak G. Hud diharapkan untuk menjaga sopan santun. Tempat ini terlihat
cukup tejaga dan sering dikunjungi oleh peziarah, sehingga masih sering
terlihat adanya dupa dan bunga
Gambar 43: Bukit
Hud, Karangbolong
39) Pantai Karangbolong (KKG-41)
Pantai Karangbolong merupakan pertemuan
antara muara S. Manggo dan S. Cincingguling, Pada sisi kiri pantai terdapat gua
yang tersusun oleh perselingan antara breksi vulkanik dengan batu pasir yang
mengalami abrasi dan erosi sehingga membentuk gua yang tembus. Pada mulut gua
dibuat miniatur proses pengunduhan sarang burung walet. Pada sisi utara
dijumpai breksi vulkanik yang termasuk Formasi Gabon, tersusun dari fragmen
andesit dengan ukuran 2 – 100 cm, dijumpai fragmen lava yang berlubang-lubang
gas, sortasi jelek, kemas tertutup. Pantai ini merupakan pantai datar dengan
pasir pantai berwarna kecoklatan mengandung pasir besi. Secara geologis pantai
ini tersusun oleh endapan pantai kuarter berupa pasir sedang dengan
sortasi baik, mengandung mineral magnetik lepas berupa magnetit dan ilmenit
serta magnetik ikat berupa olivin dan piroksin. Disamping itu juga mengandung
mineral non magnetik berupa kuarsa, feldspar dan zirkon. Arus sepanjang pantai
yang terbentuk karena adanya angin dari arah Selatan (Desember –Maret) dan arah
Tenggara (April–November) berinteraksi dengan sedimen asal darat sehinga
membentuk beach-cusp (adanya kenampakan tanjung dan teluk ukuran kecil yang
berderet) sehingga berpotensi untuk terbentuknya arus rip.
Gambar 44: Pantai
Karangbolong
2.
Biosite
1) Hutan Mangrove Ayah (KKB.1)
Kawasan hutan mangrove Ayah letaknya tak
jauh dari Pantai Logending, tepatnya di muara Sungai Bodo, Kecamatan Ayah, Kabupaten
Kebumen, Propinsi Jawa Tengah. Jenis tanaman mangrove yang ada, Rhizophora
Mucronata (Bakau tulen atau Bakau minyak), Sonneratia Casiolaris
(Bakau Apel), Avicennia Marina (Bakau Api-api), Rizophora apoculata
(Bakau Merah), Acanthus Embracteatus (Bakau Jeruju), Acritichum
Aureum (Paku Laut), Bruguilera Gymnorrhiza (Bakau Tancang) dan Nypa
Fruticans (Bakau Nipah).Yang paling dominan dikembangkan Rhizophora
Mucronata, dimana percepatan pertumbuhan di Ekosistem guna sebagai
konservasi dan mitigasi ancaman bencana.
Gambar 46: Hutan
Mangrove, Ayah
2) Jenistri Pujotirto (KKB.2)
Desa Pujotirto adalah suatu tempat yang
banyak ditumbuhi pohon genitri yang mempunyai harga menggiurkan. Masyarakat
sekitar menyebutnya dengan nama jenitri atau beberapa orang memanggilnya buah
rudharaksa. Biji buah ini bulat berukuran berkisar 6-13 ml dan bergerigi atau
mempunyai bintik bintik yang timbul. Jenistri yang dibudidayakan di Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah, menurut Menurut International Plant Names Index (IPNI)
merupakan jenitri Elaeocarpus angustifolius. jenitri Elaeocarpus angustifolius
berhabitat asli mulai India, Asia Tenggara, bagian utara Australia, sampai ke
Kaledonia Baru di Pasifik Barat. Buahnya berwarna ungu dengan biji yang cukup
besar dan biasa digunakan sebagai manik-manik penyusun perhiasan
Gambar 47: Jenistri
Pujotirto
3) Lebah Madu Klanceng,Kalipoh (KKB.3)
Madu klanceng kini mulai dilirik oleh
banyak peternak lebah, karena disamping harganya yang punya nilai ekonomis yang
lumayan tinggi dibanding madu dari tawon. Sebelum menjadi madu, lebah klanceng
ada yg disebut bipolen dan propolis yg nilai dan manfaatnya lebih unggul dari
madu. Lebah klanceng merupakan lebah trigona yang tidak mempunyai sengat. Satu
koloni lebah klanceng dapat menghasilkan 1/3 gelas madu ukuran 250 Cubic
Centimeter (cc).
Gambar 48: Lebah
Madu Klanceng,Kalipoh
4) Burung Lawet, Karangbolong (KKB.4)
Upacara ngunduh sarang burung walet di
Karangbolong, jika dicermati secara mendalam, mengandung nilai-nilai yang pada
gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai itu antara lain adalah: kebersamaan, ketelitian, gotong royong, dan
religius. Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sebagian besar anggota
masyarakat dalam suatu tempat, makan bersama dan doa bersama demi keselamatan
bersama pula. Ini adalah wujud kebersamaan dalam hidup bersama di dalam lingkungannya
(dalam arti luas).
Gambar 49: Burung
Lawet, Karangbolong
5) Agro Wisata Duren (KKB.5)
Sebanyak 1.945 pohon durian yang ditanam
di sekitar embung di Desa Cangkring, Kecamatan Sadang. Kebun durian tersebut
merupakan program yang dibiayai oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
(MP3KI) 2014. Saat ini, telah ditambah pohon durian bantuan dari Kementerian
Pertanian yang baru ditanam delapan bulan lalu sebanyak 1.800 pohon.
Gambar 50: Agro
Wisata Duren
6) Kebun Pandan dan Anyaman Pandan (KB.6)
Salah satu usaha kerajinan yang tengah
mempersiapkan diri untuk ekspor adalah anyaman pandan dari Kabupaten Kebumen.
Kabupaten Kebumen memang cukup terkenal dengan kerajinan anyaman pandan yang
memiliki sentra di Kecamatan Karanganyar. Dalam rangka memenuhi kualifikasi
pasar ekspor, sejumlah pengrajin anyaman pandan dari kecamatan Karanganyar,
Karanggayam, Sempor dan Gombong digembleng olahan complong (anyaman pandan)
menjadi beberapa kerajinan.
Gambar 51: Kebun
Pandan dan Anyaman Pandan
7) Kebun Kopi Kaliputih (KKB. 7)
Desa Kaliputih Kecamatan Sempor
mendapatkan predikat kopi Robusta terbaik se Kabupaten Kebumen.Ini setidaknya
setelah dilakukan penilaian oleh barista dan juga juri Indonesia Barista
Championship (IBC), Specialty Coffe Association of Indonesia (SCAI) di Surabaya
Tahun 2013.
Gambar 52: Kebun
Kopi Kaliputih
8) Kebun Kelapa dan Gula Semut, Buayan
(KKB.8)
Kebumen merupakan salah satu daerah
dengan komoditi Kelapa terbesar di Jawa Tengah. Salah satu produk nilai tambah
dari Kelapa yaitu Gula semut yang sudah merambah pasar ekspor dengan jumlah
produksi 65,324 ton per tahun. Ketersediaan bahan baku serta dukungan dari
Pemerintah Derah untuk membuat Industri Gula Semut ini potensial untuk
berkembang. Salah satu bentuk dukungan adalah dengan menetapkan kawasan
pedesaan di Kecamatan Buayan sebagai sentra pengembangan gula semut
Gambar 53: Kebun
Kelapa dan Gula Semut, Buayan
3.
Culturalsite
1) Cagar Budaya Untung Surapati (KKC.1)
Untung Suropati merupakan tentara
pasukan VOC yang berbalik melawan VOC karena tidak tega melihat kesewengan VOC
terhadap bangsanya sendiri. Perlawanan Untung Suropati berlangsung dari tahun
1686 – 1706 di Kertasura (Surakarta). Dibawah ini ringkasan sejarah perlawanan
Untung Suropati terhadapa VOC. Untung Surapati, Nama aslinya Surawiroaji.
Menurut Babad Tanah Jawi ia berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van
Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan di Makasar. Kapten van Beber
kemudian menjualnya kepada perwira VOC lain di Batavia yang bernama Moor. Sejak
memiliki budak baru, karier dan kekayaan Moor meningkat pesat. Anak kecil itu
dianggap pembawa keberuntungan sehingga diberi nama “Si Untung“.
2) Cagar Budaya Mbah Sipako (KKC.2)
Perang Karangsambung menandai
meninggalnya Ki Kertadrana dengan luka parah akibat tertembak oleh Belanda dan
dimakamkan di bawah pohon Beringin di gunung Pakoh (kini dikeramatkan menjadi
panembahan Sipakoh. Mbah Sipako adalah sebutan lain untuk Ki Kertadrana, dimana
makamnya terdapat di G. Sipako, Wonotirto. Ki Kertadrana adalah adalah Adipati
Si Galuh, seorang Senopati Panjer pada masa Perang Diponegoro. Ia gugur dalam
Pertempuran Karangsambung 1830-1832. Tokoh Kertadrana lekat dengan sejarah
Kebumen saat masih bernama Panjer.
3) Cagar Budaya Masjid Soko Tunggal (KKC.3)
Masjid Saka Tunggal mengandung filosofi
tersendiri, melambangkan ke-Esaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta tunggal alam
semesta. Makna tunggal diejawantahkan dengan memaknai Masjid Saka Tunggal
sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Esa. Sedangkan dalam
kaitannya dengan sejarah perjuangan, masjid itu juga sebagai simbol satu tekad
untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia
4) Kota Pusaka Gombong (KKC.4 K)
Gombong merupakan sebuah kota kecamatan
di wilayah Kabupaten Kebumen. Dalam tata ruang dan kota, Gombong masuk dalam
kawasan perkotaan karena sebagian besar penghidupan masyarakatnya dari
sumber-sumber sekunder (usaha dan jasa). Dalam sejarahnya, memang Gombong dikenal
sebagai pusat perdagangan. Selain itu juga ada komunitas saudagar dari para
Bangsawan Kalang. Elemen kelompok ini membentuk karakter Gombong yang kental
dengan suasana perniagaan.Dalam segi budaya, Gombong merupakan tempat berbagai
unsur budaya bersatupadu. Pertama unsur budaya Banyumasan yang berpadu dengan
budaya Yogyakarta, kedua unsur Tionghoa dan ketiga unsur-unsur asli dari Gombong.
Semua hal tersebut menjadikan Gombong sebuah daerah yang unik, khas dan
memiliki berbagai potensi menarik untuk dijelajahi.
5) Cagar Budaya Batu Kalbut (KKC.5)
Situs ini terletak di Desa Ayah,
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Batu Kalbut dikenal
juga sebagai batu Lingga Muka atau batu Pujaan. Dalam kompleks situs Batu
Kalbut kecamatan Ayah terdapat tiga buah benda berbahan andesit. Benda pertama
berada paling depan (menghadap selatan) berupa Lingga – Yoni. Benda kedua dan
ketiga berupa batu berlubang yang kemungkinan berfungsi sebagai peti kubur
batu. Kedua benda tersebut berbeda dimana salah satunya berukir kepala ular
naga jawa dan yang lain berbentuk polos. Selain dua batu tersebut, di tempat
yang sama terdapat pula beberapa sisa batuan lempeng yang berserakan.
Gambar 58: Cagar
Budaya Batu Kalbut
6) Cepetan, Karanggayam (KKC.6 )
Cepetan adalah seni yang lahir dan
tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat Kebumen. Tarian tradisional
Cepetan Alas diawali dengan musik pengiring gamelan sederhana dan bedug.
Kemudian disusul dengan kemunculan para penari yang memakai topeng dan
pengantar dalam sebuah narasi singkat menggunakan bahasa Jawa tentang asal mula
tarian tradisional Cepetan.Beberapa gerakan menggambarkan perkelahian antara
sosok manusia dengan berbagai macam mahluk halus dan binatang penghuni hutan
yang diakhiri dengan kemenangan tokoh manusia dan menyingkirnya para mahluk
halus dan binatang hutan. Atau gerakan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti
para penjajah. Cepetan berkembang di wilayah utara Kebumen khususnya
Karanggayam sejak Abad XIX di kawasan onderneming (perkebunan luas yang
dikuasai Hindia Belanda). Sebagai bentuk perlawanan non fisik, rakyat di
Karanggayam membuat topeng terbuat dari kayu pule yang mudah dibentuk. Topeng
tersebut dibentuk menjadi sosok yang menakutkan dengan disertai ijug sebagai
rambut.
7) Angguk, Tunjungseto Sempor (KKC.7)
Angguk adalah salah satu bentuk teater
rakyat yang berkembang di wilayah perbukitan utara Kebumen. Di bebarapa tempat
disebut juga Menoreng. Pemainnya berkostum tradisional Jawa dengan gerak tari
dan bahasa Jawa sehari-hari. Lazimnya mereka membawakan kisah-kisah Babad Menak
yang bersetting Timur Tengah. Iringan yang digunakan perpaduan rebana dan
kendang. Kesenian ini tampaknya digunakan untuk syiar agama islam kepada masyarkat
tani pinggiran. Bentuk yang sederhana dan pakem bersuasana merdeka memudahkan
kisah-kisah islami dicerna penikmat tradisional Jawa
Gambar 60: Angguk,
Tunjungseto Sempor
8) Gunung Indrakila, Pujotirto (KKC.8)
Desa Pujotirto adalah sebuah desa di
kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Desa ini memang dikelilingi gunung
/bukit yang menjulang tinggi dan menjadi salah satu titik-titik tertinggi di
Kabupaten Kebumen. Selain Gunung Indrakila, juga ada Gunung Kedungbarung,
Tumpeng, Watukelir dan Limar yang tergabung dalam balut Pegunungan Indrakila
yang kerap menjadi incaran untuk mencari tempat yang bisa melihat keindahan
Kebumen selatan dari ketinggian.Tempat acara renungan, terakit dengan tokoh
wayang R. Arjono saat menjadi Begawan Ciptaning, ada pertapan, beji. Bukit ini
berada di perbatasan Kabupaten Kebumen-Kabupaten Wonosobo. Bukit ini merupakan
titik tertinggi dari perbukitan yang mengelilingi Dataran Tinggi Kalipuru, Desa
Pujotirto, Kecamatan Karangsambung bagian timur.
Gambar 61: Gunung
Indrakila, Pujotirto
9) Punden Berundak Kretek Rowokele (KKC.9)
Acara adat yang dipusatkan di Punden
Berundak Mas Sigit di desa setempat itu juga dalam rangkaian tradisi rajab.
Kegiatan tersebut dalam rangka melestarikan Punden Berundag Mas Sigit dan
Tradisi Rojabiyah di desa tersebut. Acara tersebut dikemas dengan nuansa
tradisioanal yang religius dan kuliner tradisi mewarnai upacara adat di Punden
Mas Sigit. Pada acara ritual adat tradisi yang sangat kental nuansa tradisi
jawa tersebut, diawali dengan ritual do’a pembuka yang diringi gending
karawitan jawa, Panembrama dan tembang macapat. Kemudian dilanjutkan dengan
pemaparan religius dan budaya Punden Berundag Mas Sigit oleh sesepuh setempat,
Ki Ali Purbo. Tak hanya itu, acara itu juga dimeriahkan dengan pagelaran jamjaneng.
Gambar 62: Punden
Berundak Kretek Rowokele
10) Cagar Budaya Mbah Kajoran (KKC.10)
Menilik sejarahnya,konon Beliau adalah
bagian dari Laskar Diponegoro yg karena kekalahan laskar P. Diponegoro,maka
seluruh laskar melarikan diri. Ada yg ke timur,utara,barat. Menurut sang juru
kunci, beliau menetap di desa Kajoran Kec.Karanggayam Kebumen sampai akhir
hayatnya. Beliau dimakamkan di Utara balai desa Kajoran.Mbah Kajoran satu jalur
dengan situs Batu Pesujudan di Brujul Adventure Park, sering dikunjungi orang
dari berbagai daerah.
Gambar 63: Cagar
Budaya Mbah Kajoran
E. Peran
Geopark Karangsambung-Karangbolong dalam Pengembangan UMKM
Geopark adalah sebuah wilayah geografi
yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman bernilai tinggi, termasuk di
dalamnya keanekaragaman hayati dan budaya yang menyatu di dalamnya, yang
dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan
pengembangan ekonomi lokal. Dengan adanya pengembangan Kawasan Geopark
Karangsambung-Karangbolong tentu memberikan pengaruh yang besar bagi
pengembangan Usaha, Mikro, Menengah (UMKM). UMKM
merupakan salah satu bagian penting bagi perekonomian suatu bangsa. UMKM
berperan besar terhadap peningkatan jumlah lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pembangunan ekonomi daerah dan juga sebagai penunjang peningkatan
ekspor. Kondisi permasalahan secara umum yang dihadapi oleh UMKM, termasuk di Kebumen adalah: (1) Kurang permodalan,
(2) Kesulitan dalam pemasaran, (3) Persaingan usaha ketat, (4) Kesulitan bahan
baku, (5) Kurang teknis produksi dan keahlian, (6) Keterampilan manajerial
kurang, (7) Kurang pengetahuan manajemen keuangan, dan (8) Iklim usaha yang
kurang kondusif (perizinan, aturan/perundangan). Kebijakan pemerintah untuk
menciptakan iklim yang kondusif bagi UMKM harus ditingkatkan. Kebijakan
pemerintah harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaku
UMKM. Banyak pelaku UMKM kesulitan mengelola usahanya hanya karena latar belakang
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga pelaku usaha UMKM tidak mampu
bersaing dengan para pengusaha besar yang sumber daya manusianya relatif lebih
siap.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kebumen terkait
dengan adanya Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong terhadap pengembangan
produk UMKM sudah mendukung secara penuh yaitu dengan sinerginya Lembaga
kedinasan instansi pemerintah yang terkait dengan UMKM seperti Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BAP3DA) Kebumen, Disporawisata Kebumen, Dinas Pendidikan, Badan
Pengelola Geopark Karangsambung-Karangbolong, Disnakerkukm Kab. Kebumen dan
Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Karangsambung yang membuat program diarahkan untuk
pengembangan Geopark Karansambung-Karangbolong dan memberdayakan lingkungan masyarakat
di sekitar Kawasan Geopark untuk peningkatan produk UMKM. Semua unsur dapat
bersinergi sehingga masyarakat merasakan dampak ekonomi dari adanya geopark
ini. Geopark bisa menjadi solusi alternatif pemanfaatan kekayaan alam dan
budaya untuk kebangkitan ekonomi dan pemberdayaan sosial yang tetap
mengedepankan aspek pelestarian dan perlindungan lingkungan. Dari pengembangan
geopark, sektor jasa wisata, industri UMKM, industri kreatif, perhotelan,
pertanian, kuliner, dan beberapa sektor terkait lainnya bisa tumbuh. Geopark
mudah dijual untuk kepariwisataan. Lembaga keuangan seperti BNI, BRI dan Bank
BUMN milik pemerintah lain secara khusus mendukung pengembangan UMKM dengan
meluncurkan produk dan memfasilitasi
para pelaku usaha UMKM untuk mendapatkan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) khusus pariwisata. Untuk mendisplay produk UMKM disediakan Bazaar UMKM
seperti PLUT dan Dekranasda dibangun sebagai ‘sociocommercial marketplace’ dengan konsep 5C (commerce, culture,
creativity, culinary, dan community hub) untuk menampung produk UMKM yang
layak dan berkualitas. Selain itu Lembaga terkait juga membuat program
pendampingan ke kelompok masyarakat dan UMKM, mengadakan edukasi terkait
peningkatan mutu produk UMKM yang bisa melayani masyarakat luas di Kawasan
geopark. Tersedianya PLUT-KUMKM sangat diperlukan
karena PLUT-KUMKM adalah Program Pengembangan Terpadu yang diharapkan mampu
mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya produktif, yang
dimiliki Pemerintah Pusat dan Daerah serta Stakehoders terkait dalam
rangka penyediaan jasa layanan bagi pengembangan usaha KUMKM. PLUT-KUMKM bertujuan
terwujudnya pusat layanan yang terintegrasi dan profesional dalam upaya
mendukung pengembangan usaha KUMKM. Sebagai
rumah sehat tempat yang bersifat full services, PLUT menyediakan minimal
tujuh (7) jenis layanan untuk KUMKM: (1)Konsultasi
Bisnis KUMKM; (2).Pendampingan atau Mentoring Bisnis; (3).Fasilitasi Akses Pembiayaan; (4). Pemasaran dan Promosi;
(5). Pelatihan Bisnis;(6)Networking;dan (7). Layanan Pustaka Entrepreneur. Masyarakat dan pelaku UMKM bisa
mengakses PLUT-KUMKM. Untuk kelompok masyarakat seperti Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) bisa diberdayakan dan diberi
pendampingan dalam mengelola sebuah obyek tempat wisata, demikian juga anggota
masyarakat dan pelaku UMKM diberi akses dan kemudahan untuk membangkitkan
ekonomi di Kawasan Geopark. Masyarakat di tempat wisata di Kawasan geopark
berbenah menyambut kunjungan dan
membentuk budaya social yang saling menguntungkan. Peran geopark dapat meningkatkan
produksi dari jenis UMKM dan dapat meningatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu geopark juga menjadi sarana melestarikan budaya dan cagaralam
sehingga menjadi Kawasan konservasi bagi kehidupan flora maupun fauna yang ada
dikawasan tersebut. Geopark juga berperan dalam menyiapkan sarana dan prasarana
Pendidikan dan wisata. Pengembangan geopark memberikan kontribusi nyata, antara
lain, untuk pengembangan wilayah, peningkatan ketahanan masyarakat dari
bencana, mendidik masyarakat pada kehidupan yang baik dengan menghormati budaya
yang beragam, pemberdayaan perempuan untuk memperoleh tambahan sumber
pendapatan, memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat dengan adanya wisata
geopark, serta terjalinnya kerjasama antar daerah dan negara dalam
mendayagunakan keragaman geologi, keragaman hayati dan budaya, serta jasa
lingkungan (amenities) secara berkelanjutan.
Rekomended
Terkait
peran geopark yang sangat strategis bagi pengembangan produk UMKM karena Geopark bisa menjadi solusi alternatif
pemanfaatan kekayaan alam dan budaya untuk kebangkitan ekonomi dan pemberdayaan
sosial yang tetap mengedepankan faktor pelestarian dan perlindungan lingkungan maka diharapkan Pemerintah Kabupaten Kebumen memfasilitasi
pengembangan sarana dan prasarana wisata termasuk pembangunan infrastruktur,
akses jalan, akses penerangan serta publikasi yang luas dengan penyelenggaraan
event kegiatan yang terkait geopark juga bisa memfasilitasi dengan kerjasama
dengan lingkungan sekolah agar menjadi destinasi wisata lokal maupun regional.
Pemerintah Kabupaten ikut mendukung mengatasi permasalahan yang ada di
lingkungan UMKM terkait dengan permodalan, pendampingan keahlian/ ketrampilan
untuk meningkatkan mutu produk UMKM. PLUT-KUMKM perlu
diberdayakan karena PLUT-KUMKM adalah Program Pengembangan Terpadu yang
diharapkan mampu mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya
produktif, yang dimiliki Pemerintah Pusat dan Daerah serta Stakehoders
terkait dalam rangka penyediaan jasa layanan bagi pengembangan usaha KUMKM.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar